Nama saya Doni Renaldi, saya terlahir
disebuah desa yang kata orang desa saya itu ‘’pelosok banget’’. Memang benar
sih, mengingat letak geografis desa ku yang lumayan jauh dari perkotaan, minimnya
sarana prasarana yang tersedia dan fasilitas umum lainnya.
Meskipun terlahir dari desa
terpencil, tapi saya memiliki semangat dan cita-cita yang besar. Aku bahkan
bermimpi ingin menjadi Doktor (S3) pertama di desa ku. Terkesan terlalu muluk
untuk ukuran kelas keluarga seperti saya, tapi saya percaya akan sebuah
peluang, sebuah kesempatan yang setiap orang bisa memilikinya. Maka dari
prinsip itulah ku yakinkan niatku, ku bulatkan inginku, ku perbanyak doa dan
ikhtiarku. Bukankah Allah tidak akan merubah nasib kaum nya jika kaumnya tidak
mau merubah nasibnya sendiri? Bukankah Allah selalu janjikan ada kemudahan
dibalik setiap kesulitan? Lantas jika dengan semua kesempatan yang ada itu
tidak mampu menjadikan kita berubah, kita kurang apalagi?
Akhirnya setelah saya tamatkan
bangku sekolah menengah atas, saya bertekad untuk menempuh pendidikan di perguruan
tinggi. Alhamdulillah Allah mempertemukan saya dengan UIN Jakarta sehingga saya
bisa mewujudkan asa di sana bersama beasiswa yang saya terima.
Sudah berjalan 5 semester saya
menuntut ilmu, sedikit pahit, asam dan manis nya hidup diperantauan tentu sebagian
sudah saya cicipi. saya percaya bahwa dari pengalaman dan pengetahuan itu lah
yang akan membentuk cara pandang kita. Jika saya kutip perkataan dari Tan Malaka,
Terbentur Terbentur niscaya kita akan Terbentuk.
Namun, semester ini terasa begitu berbeda
dari biasanya. Perkuliahan yang semula dilakukan tatap muka, kini harus ikhlas
dijalani via virtual dunia maya. Sedikit memberatkan memang, apalagi dengan kondisi
yang seperti ini. Problematika pun banyak bermunculan mulai dari ketersediaan
jaringan yang kadang memprihatinkan, kebutuhan kuota yang tak tertahankan,
bahkan gadget yang harus memenuhi standar kelayakan.
Dalam kondisi yang pelik inilah,
kemudian Smartfren Community hadir membawa solusi dan membuka peluang
bersama. Menyelesaikan masalah yang ada dengan beragam produk dan program yang
ditawarkannya. Untuk ketersediaan kuota misalnya, saya nggk terlalu khawatir
lagi karena saya pake Smartfren Kuota Nonstop 4G LTE yang memberikan pelayanan
optimal dan bonus kuota yang maksimal. Bahkan dengan harga nya yang terjangkau,
saya bisa jauh lebih hemat meski kebutuhan kuota internet semakin meningkat.
Pandemi memang telah mengajarkan
kita banyak hal, dan dari Smartfren Community saya jadi mengerti bahwa melalui
pandemi ini kita belajar untuk saling membantu sesama teman, mengingatkan dalam
kebaikan, mempererat silaturahmi persaudaraan bahkan juga melatih kita untuk
peka dan peduli terhadap lingkungan sekitar. Berangkat dari sinilah kemudian saya
banyak tersadarkan, bahwa pandemi bukan sebuah kondisi yang memaksa kita untuk
pasrah, namun memberikan peluang untuk terus berubah dan berbenah. Perlahan namun
pasti saya mulai melakukan perubahan secara bertahap, mulai dari menata kembali
jadwal yang berantakan bahkan sampai mencoba membawa perubahan pada lingkungan.
Ya, seperti yang telah saya tuturkan diawal, bahwa desa saya masih termasuk
kawasan yang tertinggal, sehingga tidak heran jika angka putus pendidikan
cenderung signifikan. saya mungkin adalah salah satu orang yang beruntung,
karena berkesempatan mengenyam bangku perkuliahan.
Keprihatinan saya terhadap kondisi
sosial, menggerakkan saya pada satu titik bahwa sudah saatnya saya membawa
perubahan. Terinspirasi dari Smartfren Community bahwa saya bukan lagi hanya
sebagai agen of change namun harus menjadi leader of change. saya percaya bahwa
kesuksesan itu bukan dinilai dari seberapa tinggi jabatan kita, seberapa banyak
gelar kita, seberapa kaya materi kita, namun dari seberapa bermanfaat kita
untuk orang lain.
Sebagai salah satu Leader Smartfren
Community, komunitas ini bukan hanya telah memberikan saya peluang dari segi
materil dan skill namun telah mampu menyuguhkan intuisi moril yang meresap dalam
jiwa, mengobarkan semangat untuk bersinergi bersama. Bagi saya, itu adalah
puncak tertinggi dari sebuah proses, dimana kita tidak lagi membicarakan apa
yang kita dapatkan, namun berbicara apa yang bisa kita berikan.
Rendahnya kualitas pendidikan dan tinggi
nya angka buta huruf Al-Qur’an menjadi fokus pembenahan yang akan saya lakukan.
Saya kemudian mulai membantu mengajar anak-anak SD-SMP untuk belajar membaca
dan menulis Al-Qur’an. Awal yang sangat baik karena mereka begitu antusias
menyambutnya. Kami belajar mulai dari IQRO, Al-Qur’an, bahkan juga Hafidz. Sebuah
pemandangan dan momen yang mengharukan tatkala mampu mengajarkan ilmu yang akan
menjadi bekal kehidupan. Nampak dalam binar mata mereka secercah harapan bangsa
generasi emas desa yang siap mendunia.
Tak hanya sampai situ, saya
kemudian mengajak teman-teman saya yang lain untuk membantu meramaikan dan menghidupkan
tempat belajar ini. Alhamdulillah sampai dengan detik ini jumlah anak-anak yang
belajar mencapai 70 peserta didik.
Selain itu, saya juga mulai
memperhatikan perkembangan orang tua yang bermukim disini, puji syukur sedikit demi
sedikit mulai mampu berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pengajian ibu-ibu
dan bapak-bapak. Baik itu dari pembenahan dan pengajaran Tajwid, penyusunan
materi tausyiah yang terstruktur, bahkan sampai perubahan metode belajar agar
bisa lebih efektif dan efisien.
Disisi lain, pemberdayaan mushola
pun saya pikir juga perlu dilakukan, mengingat tidak semua orang mengikuti
pengajian Majelis Al-Quran yang telah ada. Akhirnya saya memutuskan untuk
membuat program ODOH (One Day One Hikmah) yaitu sebuah program penyampaian kultum
ba’da sholat maghrib. Melalui program ini diharapakan mampu menambah
pengetahuan dan pemahaman agama yang benar kepada masyarakat, sehingga dapat
membuka wawasan nya.
Setelah berusaha membina pengajian
anak-anak, ibu-ibu, dan bapak-bapak, kini saya bersama teman-teman yang lain hendak
merangkul generasi muda yang lain untuk sama-sama belajar Al-quran dan
memberantas kebodohan. Kami sadar, pengetahuan yang kami miliki adalah amanah
yang harus disampaikan, sehingga dengan dilakukan nya pengajaran secara aktif
dan masif ini, besar harapan perubahan akan lekas dirasakan. Seperti hal nya
Smartfren Community yang telah membawa perubahan besar terhadap paradigma saya.
Tentu saja segala upaya yang kami
lakukan tidak berjalan mulus begitu saja, banyak halangan dan rintangan yang
harus dilewati, mulai dari cibiran sampai bahan ajar yang kurang. Perlu nya referensi
buku tambahan sangat dibutuhkan dalam memaksimalkan gerakan berantas buta huruf
ini.
Perjuangan selama beberapa bulan
dalam masa pandemi ini merupakan pengalaman yang luar biasa, dimana kami mampu
mencurahkan segenap kemampuan dan tenaga kami untuk berkolaborasi bersama, membuka
peluang dan bersinergi dalam 1 aksi, Buka Peluang Berantas Kebodohan.
Smartfren Community
Menginspirasi Dari Hati
Ini merupakan kegiatan positif, karena siswa bisa mengisi waktu liburnya dengan hal yang berguna. Siswa juga bisa melatih kreatifitasnya ketika liburan. Semoga dengan itu semua menjadi Amal Jariyah di sisi Allah Swt.
BalasHapusAamiin, mohon doanya semoga diberi kelancaran dan kemudahan, aaamiin
BalasHapus